Selasa, 30 Juni 2020

kenangan

1.Saat Berjualan Peci Di Pagongan Tegal

2.Di tempat Jualan
3.Di pantai Kota Rembang jateng
4.Di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta
5.Tadarusan Di Musholla Nurul Huda
6.Iklan Peci Islami

7.Jualan Bersama Ke2 ortuku
8.Latihan Promosi online
9.masih belajar jadi motivator
10.di pantai muarareja tegal
10.

Layangan Terpanjang Di Dunia ada Di tegal

Layangan terpanjang di Dunia

Assalamualaikum wr wb. 
Baik pada kesempatan yang baik ini ada kabar gembira nih. Buat teman-teman semua terkhusus buat yang pecinta layangan !!!
Bah inilah layangan terpanjang di dunia menurut saya yang diterbangkan di daerah desa kalugayam kec talanf kab tegal. Layangan ini ternyata panjangnya bukan hanya 20m tapi hampir 50 m. Luar biasa sekali bukan!!! 
Entah gimana ya!!!
Cara untuk menerbangkannya !!!
Yang pasti nya butuh kesabaran dan keseriusan dalam menerbangkannya ya . 
Ya itulah layangan terpanjang di dunia. Semoga menghibur kita semua ya !!!
Bye-bye!!!



Kegiatan Rutinan membaca asmaul khusna

Asmaul Khusna di Musolah Nurul Huda Sutapranan


Assalamualaikum wr wb.

Salam sejahtera buat kita semua dan semoga kita semua dalam keadaan sehat wal afiat amin ya robbal aalamin.
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya akan membagikan sedikit tentang kegiatan rutinan atau berkelanjutan yang dilakukan setiap hari di musolla nurul huda sutapranan. Yang dilakukan oleh para pemuda di komplek musolah nurul huda .yaitu pembacaan asmaul khusna setiap pukul 5 sore dilanjut pembacaan nadhoman aqidatul awam oleh para pemuda yang begitu semangat dalam mengerjakannya. Sampai menjelang mahrib tiba. Berkat keistiqomahan yang dilakukan oleh para pemuda menjadikan para pemuda semakin kompak dalam meramaikan kegiatan musolla dan menjadikan contoh pul bagi generasi penerus bagi ade-ade yang masih kecil. Sehingga mereka akan terbiasa ketika sudah menginjak masa dewasa mereka. Sehingga tidak ada kata malu lagi dalam meramaikan musolla karena terbiasa sehak kecil .berbeda dengan anak yang kecilnya jarang kemusolla dan bergaul dengan teman.membaca nadom bareng mereka akan malu dan takut salah ketika sudah mulai dewasa.
Sekian semoga bermanfaat .
Wassalamualaikum wr wb.

memasak kacang buncis


alun2 slawi

Alun - alun Kota Slawi Malam Hari

Kota slawi ibu kota kabupaten tegal. Kota i i identik dengan minuman teh. Karena kota ini merupakan salah satu kota pemasuk teh di indonesia. Ada banyak pabrik teh di kota ini yang menghasilkan berbagai macam jenis teh yang sangat nikmat untuk dinikmati. Maka tak heran kalo kota ini memiliki tradisi minum teh, yang bahkan lebih kental dibandingkan dengan kota-kota lain di sepanjang pesisir utara Jawa Tengah. Bagi masyarakat Tegal, teh telah menjadi bagian hidup mereka sehari-hari. Saking lekatnya tradisi minum teh ini, di sana terdapat ungkapan, “Jangan mengaku orang asli Tegal, bila tidak suka minum teh.”
  • kota ini memiliki tradisi minum teh, yang bahkan lebih kental dibandingkan dengan kota-kota lain di sepanjang pesisir utara Jawa Tengah. Bagi masyarakat Tegal, teh telah menjadi bagian hidup mereka sehari-hari. Saking lekatnya tradisi minum teh ini, di sana terdapat ungkapan, “Jangan mengaku orang asli Tegal, bila tidak suka minum teh.” ini memiliki tradisi minum teh, yang bahkan lebih kental dibandingkan dengan kota-kota lain di sepanjang pesisir utara Jawa Tengah. Bagi masyarakat Tegal, teh telah menjadi bagian hidup mereka sehari-hari. Saking lekatnya tradisi minum teh ini, di sana terdapat ungkapan, “Jangan mengaku orang asli Tegal, bila tidak suka minum teh.”Antisipasi Amukan Si Jago Merah di Lahan Hutan


  • Aksesoris Tutul Menembus Pasar Dunia
     30 Jun 2020, 10:31 WIB
  • Tata Cara Menumpang Kereta Bandara Soekarno-Hatta di Masa Adaptasi Normal Baru
     1 Jul 2020, 14:21 WIB
    Tata Cara Menumpang Kereta Bandara Soekarno-Hatta di Masa Adaptasi Normal Barukota ini memiliki tradisi minum teh, yang bahkan lebih kental dibandingkan dengan kota-kota lain di sepanjang pesisir utara Jawa Tengah. Bagi masyarakat Tegal, teh telah menjadi bagian hidup mereka sehari-hari. Sak6ing lekatnya tradisi minum teh ini, di sana terdapat ungkapan, “Jangan mengaku orang asli Tegal, bila tidak suka minum teh.”

alun2 kota tegal

Indahnya Mengelilingi Kawasan Alun-alun Kota Bahari Tegal

Berikut cuplikan vidio nengelilingi alun-alun kota Tegal
 _*بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِـــيْـــمِ*_

_اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ_Salam Sejahtera Buat kita semua       9           !!!

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan membagikan sebuah kenangan saya ketika sedang mengelilingi kawasan alun-alun kota tegal yang begitu indah sekali. Pada saat saya berkunjung ke alun-alun kota bahari ini ternyata saya melihat betapa indahnya pemandangan di kawasan di sekitar alun-alun yang berawal dari masjid agung kota tegal berada di sebelah barat lapangan alun - alun. Kemudian ada balai kota tegal yang berlokasi di sebelah selatan lapangan alun - alun . Di sebelah timur terdapat Stasiun Besar kota tegal. Dan di sebelah utara terdapat ruko-ruko yang menyediakan berbagai macam makanan yang dijajalkan di sekitar alun-alun.

Jika anda berkunjung pada malam hari maka anda akan dimanjakan dengan berbagai macam lampu-lampu yang indah menyala-nyala yang menghiasi kota tegal. Untuk lebih jelasnya silahkan buruan anda datang saja ke kawasan alun - alun kota tegal . Dijamin anda ga bakalan  menyesal deh !!!selamat berwisata 

    

GhSsa

Taman GBN Slawi

Taman GBN Slawi Kab.Tegal


_*بِسْـــــمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِـــيْـــمِ*_

_اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ_

Salam Sejahtera Buat kita semua !!!

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan membagikan sebuah Kenangan bersejarah, yang berlokasi di Kec.Slawi Kab.Tegal yaitu Yang Dikenal Dengan Taman GBN Slawi

Bagi teman -teman Yang belum pernah kesana tentunya pasti akan penasaran kan! Untuk itu saya berinisiatif membuat artikel sederhana tentang sejarah taman GBN Slawi yang tujuannya Untuk Mengingatkan kepada kita semua tentang Sejarah Para pahlawan dan Memperkenalkan Kepada kalian semua yang belum mengetahuinya. Agar kalian  semua semakin kenal dengan sejarah yang  pernah terjadi di kab.Tegal. Karena Taman Ini memberikan kenangan Betapa Sulitnya para pejuang dalam mempertahankan  kemerdekaan dari kekejaman komunis yang tidak punya peri kemanusiaan pada dirinya .untuk itu ayo langsung saja kita baca!!! Selamat nembaca

Ada yang pernah tau sejarah GBN? GBN merupakan kepanjangan dari Gerakan Banteng Nasional. GBN merupakan nama Komando yang dibentuk pada Januari 1950 dibawah pimpinan Letkol Sarbini. GBN ini berfungsi untuk mencegah penyebaran Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah (bekas anggota TNI dari kesatuan Hizbullah) di bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan.

Gerakan DI/TII dapat ditumpas melalui Operasi Banteng Nasional pimpinan Kolonel Sarbini, Letkol Bachrum dan Letkol Ahmad Yani, pada tahun 1950.

Untuk mengenangnya, di Procot Slawi dibangun monumen GBN dan di Kecamatan Lebaksiu dibangun juga patung GBN. Menurut cerita warga sekitar, penumpasan Gerakan DI/TII di Tegal juga melewati Bukit Sitanjung di Lebaksiu.

Bangunan yang menghadap Tugu Poci ini terdiri dari  2 buah patung yang ada di sebelah utara, yaitu patung seorang tentara dan petani, pada bagian tengah terdapat dua buah menara, menara I dengan tinggi 17 meter terdapat patung Burung Garuda Pancasila dan 2 buah lambang TNI AD dan TNI AL. Sedangkan menara II dengan tinggi 8 meter terdapat lambang TNI AU dan POLRI. Sedangkan pada bagian selatan sendiri terdapat patung Jendral A. Yani.

Monumen yang diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1976 oleh Jend. TNI Surono ini berisi juga relief perjuangan TNI bersama rakyat dengan panjang relief 45 meter dan bercatkan warna emas.

Kawasan Monumen GBN Slawi menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat Kabupaten maupun Kota Tegal. Karena di kawasan tersebut menjadi tempat berkumpulnya berbagai komunitas yang ada di Tegal. Terlebih sejak dibangunnya Patung Poci yang ada di sebelah barat monumen ini yang membuat kawasan ini hampir tidak pernah sepi terlebih jika menjelang sore hari.

Selanjutnya ajan saya berikan beberapa foto saya sa'at di Taman GBN Slawi. Ok langsung saja. Berikut adalah kenangan saya di taman GBN Slawi.

Selamat Melihat...!!!




.Sekian semoga Bermanfaat 


Ziarah ke makam ki gede sebayu



Assalamualaikum wr wb .

Dikesempatan yang berbahagia ini, saya akan membagikan sebyah kisah sejarah tentang tokoh yang begitu terkenal di kabuoaten tegal. Dia adalah kigede sebayu. Ia merupakan tokoh terkenal yang sejarahnya yaitu membuay sayembarakan putri cantik demi masjid. Mungkin teman-teman sudah semakin penasaran ya ! 

Ok kalo gitu langsung aja kita baca sejarahnya selamat membaca.

Semoga bermanfaat !!!

Sayembarakan Putri Cantik Demi Masjid

Ki Gede Sebayu begitu teganya mempertaruhkan putrinya yang cantik hanya demi menebang pohon jati raksasa itu bukan karena benci pada anaknya ataupun hanya ingin melepas anaknya agar dinikahkan. Ki Gede Sebayu dengan ikhlas menghadiahkan putri tercintanya hanya demi mendapatkan kayu dari pohon jati itu untuk dijadikan sakaguru bagi Masjid Agung Kalisoka.

Singkat cerita, maka sejak sayembara diumumkan banyaklah para ksatria yang berdatangan untuk unjuk kesaktian guna menebang pohon jati yang dimaksudkan Ki Gede Sebayu. Satu persatu para ksatria tangguh dan perkasa berusaha merobohkan pohon jati itu. Namun, tak seorang pun dari mereka yang mampu menumbangkannya.

Pada saat semua orang hampir putus asa, datanglah seorang pemuda. Ia bernama Ki Jadhug yang mengaku dari Dukuh Sigeblag, Desa Slarang Kidul,  Kecamatan Lebaksiu. Konon Ki Jadhug adalah Jaka Umbaran atau Panembahan Purubaya ketika muda. Putra sulung Panembahan Senapati ing Alaga Mataram ini sedang melaksanakan kewajiban ksatria Jawa untuk lelana. Yakni berkelana demi menajamkan hati dan pikiran. Ki Jadhug mengikuti sayembara akbar tersebut. Dengan susah payah, beliau berhasil juga melaksanakan amanat Ki Gede.

Ia mencabut pohon jati tersebut hingga akar-akarnya ke permukaan tanah. Dan ketika sang pohon jati tercabut, semua khalayak menyaksikan angin kencang yang membantu Ki Jadhug.

“Pekik tahmid dan takbir dari Ki Gede Sebayu mengiringi robohnya sang pohon jati. Akhirnya Panembahan Purbaya menikah dengan puteri Ki Gede Sebayu,” jelas Aziz Hidayatullah, Budayawan dari Slawi, Kabupaten Tegal.

Diuraikan Aziz, kisah itu melegenda di masyarakat Tegal. Dijelaskannya bahwa Tegal merupakan penjelmaan dari sebuah desa yang bernama “Teteguall” termasuk wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Kerajaan Pajang. 

Ada beberapa sumber mengatakan sebutan teteguall  diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an (Suputro, 1955). 

Artinya yang memiliki arti tanah subur  yang mampu menghasilkan tanaman pertanian (Depdikbud Kabupaten Tegal, 1984).

Ki Gede Sebayu adalah salah satu orang yang masih keturunan trah darah Majapahit dan menjadi bupati pertama Tegal. Tidak hanya membangun Tegal, namun juga berhasil membangun masyarakat Tegal sehingga mempunyai banyak keterampilan. Atas keberhasilannya ini pula, Ingkang Sinuwun Kanjeng Panembahan Senopati Mataram mengangkat Ki Gede Sebayu sebagai juru Demang setingkat Tumenggung/ Bupati yang kemudian dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tegal.

Menurut silsilah, Ki Gede Sebayu keturunan darah bangsawan dari Batoro Katong atau Syech Sekar Delima (Adipati Wengker Ponorogo). Ayahnya bernama Pangeran Onje (Adipati Purbalinga). Sejak kecil, Ki Gede Sebayu diasuh oleh eyangnya yaitu Ki Ageng Wunut yang selama hidupnya menekuni Agama Islam. Hal ini membawa dampak bagi perkembangan Ki Gede Sebayu yang tumbuh menjadi anak yang berperilaku ramah dan santun.

Setelah menginjak dewasa, Ki Gede Sebayu oleh ayahnya disuwitakan di Keraton Pajang yaitu Kasultanan Adiwijaya. sebagai prajurit tamtama sehingga Ki Gede Sebayu memperoleh pendidikan keprajuritan dan ilmu kanuragan. Ketika Aryo Pangiri berkuasa menggantikan Kesultanan Pajang, Ki Gede Sebayu pergi meninggalkan Pajang menuju Desa Sedayu. Ki Gede Sebayu mempunyai 2 orang anak yaitu Raden Ayu Rara Giyanti Subhaleksana menikah dengan Ki Jadug (Pangeran Purbaya) dan Raden Mas Hanggawana. Ketokohan Ki Gede Sebayu mulai tampak ketika terjadi perang antara Kerajaan Pajang dan Jipang.

Ki Gede Sebayu bergabung dengan prajurit Mataram bersama Pangeran Benowo untuk menyingkirkan Aryo Pangiri. Ketika itu Ki Gede Sebayu dengan tombak pendeknya menyerang prajurit Pajang sehingga banyak yang tewas dan akhirnya Aryo Pangiri menyerah dan diusir dari Keraton Pajang. Kemudian Keraton pajang diserahkan kepada Pangeran Benowo. Setelah selesai pertempuran (1587), Ki Gede Sebayu dan pengikutnya memutuskan untuk melakukan perjalanan ke arah barat dan sampai di Desa Taji (wilayah Bagelan) disambut oleh Demung Ki Gede Karang Lo.

Kemudian melanjutkan perjalanan ke Banyumas (Kadipaten Purbalingga) untuk ziarah ke makam ayah Ki Gede Sebayu dan akhirnya sampai di Desa Pelawangan kemudian menyusuri pantai utara ke arah barat dan sampailah di Kali Gung (Padepokan Ki Gede Wonokusumo). Kedatangan Ki Gede Sebayu bersama rombongan yang bermaksud “mbabat alas” membangun masyarakat tlatah Tegal disambut gembira oleh Ki Gede Wonokusumo.

1 Mengatur penempatan para pengikutnya sesuai dengan ketrampilan dan keahlian. - ahli kerajinan dan pertukangan ditempatkan di pusat perniagaan dan perdagangan - ahli pertanian ditempatkan di daerah pertanian yaitu dataran rendah dan tinggi - ahli kemasan, ahli tenun (termasuk keluarga Ki Gede Sebayu) .

2 Mencoba membudidayakan pertanian basah (persawahan irigasi) dengan membuat bendungan Kali Gung untuk mengairi persawahan penduduk dengan nama Bendungan Wangan Jimat, selain itu membuat Kali Jembangan, Kali Bliruk dan Kali Wadas yang terletak di Dukuh Kemanglen dengan sebutan Grujugan Curug Mas.

3 Untuk memenuhi kebutuhan rohani, Ki Gede Sebayu membangun masjid dan pondok pesantren di Dukuh Pesantren sebagai tempat kegiatan agama. Di sinilah diajarkan cara membaca Al-Qur’an, pengajian yang mengajarkan kewajiban muslim dalam menjalankan agamanya.

4 Memberikan penamaan terhadap wilayah sesuai dengan kondisi daerah, seperti : Danawarih yang berarti memberi air, Slawi berarti tempat berkumpulnya para satria yang berjumlah selawe atau dua puluh lima yang dalam perkembangannya menjadi pusat kekuasaan (pangreh praja) di Kabupaten Tegal.

Ide dan pemikiran Ki Gede Sebayu memberikan banyak kemajuan bagi masyarakat Para petani dapat memanfaatkan alat-alat pertanian dengan adanya hasil kerajinan pandai besi. Pasar perdagangan semakin ramai karena banyak masyarakat yang memiliki ketrampilan pertukangan kayu, menjahit, pembuatan alat dapur dari tembaga, pertukangan emas dan sebagainya.



      

Sekilas Sejarah

Ki Gede Sebayu adalah salah satu orang yang masih keturunan trah darah Majapahit dan menjadi bupati pertama Tegal. Tidak hanya membangun Tegal, namun juga berhasil membangun masyarakat Tegal sehingga mempunyai banyak keterampilan. Atas keberhasilannya ini pula, Ingkang Sinuwun Kanjeng Panembahan Senopati Mataram mengangkat Ki Gede Sebayu sebagai juru Demang setingkat Tumenggung/ Bupati yang kemudian dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tegal.

Menurut silsilah, Ki Gede Sebayu keturunan darah bangsawan dari Batoro Katong atau Syech Sekar Delima (Adipati Wengker Ponorogo). Ayahnya bernama Pangeran Onje (Adipati Purbalinga). Sejak kecil, Ki Gede Sebayu diasuh oleh eyangnya yaitu Ki Ageng Wunut yang selama hidupnya menekuni Agama Islam. Hal ini membawa dampak bagi perkembangan Ki Gede Sebayu yang tumbuh menjadi anak yang berperilaku ramah dan santun.

 

Setelah menginjak dewasa, Ki Gede Sebayu oleh ayahnya disuwitakan di Keraton Pajang yaitu Kasultanan Adiwijaya. sebagai prajurit tamtama sehingga Ki Gede Sebayu memperoleh pendidikan keprajuritan dan ilmu kanuragan. Ketika Aryo Pangiri berkuasa menggantikan Kesultanan Pajang, Ki Gede Sebayu pergi meninggalkan Pajang menuju Desa Sedayu. Ki Gede Sebayu mempunyai 2 orang anak yaitu Raden Ayu Rara Giyanti Subhaleksana menikah dengan Ki Jadug (Pangeran Purbaya) dan Raden Mas Hanggawana. Ketokohan Ki Gede Sebayu mulai tampak ketika terjadi perang antara Kerajaan Pajang dan Jipang.

Ki Gede Sebayu bergabung dengan prajurit Mataram bersama Pangeran Benowo untuk menyingkirkan Aryo Pangiri. Ketika itu Ki Gede Sebayu dengan tombak pendeknya menyerang prajurit Pajang sehingga banyak yang tewas dan akhirnya Aryo Pangiri menyerah dan diusir dari Keraton Pajang. Kemudian Keraton pajang diserahkan kepada Pangeran Benowo. Setelah selesai pertempuran (1587), Ki Gede Sebayu dan pengikutnya memutuskan untuk melakukan perjalanan ke arah barat dan sampai di Desa Taji (wilayah Bagelan) disambut oleh Demung Ki Gede Karang Lo.

Kemudian melanjutkan perjalanan ke Banyumas (Kadipaten Purbalingga) untuk ziarah ke makam ayah Ki Gede Sebayu dan akhirnya sampai di Desa Pelawangan kemudian menyusuri pantai utara ke arah barat dan sampailah di Kali Gung (Padepokan Ki Gede Wonokusumo). Kedatangan Ki Gede Sebayu bersama rombongan yang bermaksud “mbabat alas” membangun masyarakat tlatah Tegal disambut gembira oleh Ki Gede Wonokusumo.

1 Mengatur penempatan para pengikutnya sesuai dengan ketrampilan dan keahlian. - ahli kerajinan dan pertukangan ditempatkan di pusat perniagaan dan perdagangan - ahli pertanian ditempatkan di daerah pertanian yaitu dataran rendah dan tinggi - ahli kemasan, ahli tenun (termasuk keluarga Ki Gede Sebayu) .

2 Mencoba membudidayakan pertanian basah (persawahan irigasi) dengan membuat bendungan Kali Gung untuk mengairi persawahan penduduk dengan nama Bendungan Wangan Jimat, selain itu membuat Kali Jembangan, Kali Bliruk dan Kali Wadas yang terletak di Dukuh Kemanglen dengan sebutan Grujugan Curug Mas.

3 Untuk memenuhi kebutuhan rohani, Ki Gede Sebayu membangun masjid dan pondok pesantren di Dukuh Pesantren sebagai tempat kegiatan agama. Di sinilah diajarkan cara membaca Al-Qur’an, pengajian yang mengajarkan kewajiban muslim dalam menjalankan agamanya.

4 Memberikan penamaan terhadap wilayah sesuai dengan kondisi daerah, seperti : Danawarih yang berarti memberi air, Slawi berarti tempat berkumpulnya para satria yang berjumlah selawe atau dua puluh lima yang dalam perkembangannya menjadi pusat kekuasaan (pangreh praja) di Kabupaten Tegal.

Ide dan pemikiran Ki Gede Sebayu memberikan banyak kemajuan bagi masyarakat Para petani dapat memanfaatkan alat-alat pertanian dengan adanya hasil kerajinan pandai besi. Pasar perdagangan semakin ramai karena banyak masyarakat yang memiliki ketrampilan pertukangan kayu, menjahit, pembuatan alat dapur dari tembaga, pertukangan emas dan sebagainya.
 


 

Taraf hidup masyarakat meningkat dengan didukung pembuatan jalan desa, pembangunan rumah penduduk yang dilakukan secara gotong royong , mengatur keamanan secara bersama-sama. Atas keberhasilannya ini pula, Ingkang Sinuwun Kanjeng Panembahan Senopati Mataram mengangkat Ki Gede Sebayu sebagai juru Demang setingkat Tumenggung/ Bupati yang kemudian dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tegal.
 


Route Makam Ki Gede Sebayu

Ki Gede Sebayu
 dimakamkan di Danawarih, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Sekitar 100 meter ke utara dari lokasi Bendungan dan Jembatan Gantung Danawarih. Komplek makam ini dikelilingi tembok putih yang cukup luas. Sedangkan makamnya sendiri berada di tengah-tengah komplek bangunan tersebut. Makamnya dibuat dengan model atap joglo dan dikelilingi tembok kaca dengan ditutupi dengan tirai putih. Makam Ki Gede Sebayu selalu ramai didatangi peziarah ketika menjelang hari jadi Kabupaten dan Kota Tegal seperti Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakilnya, Kepala Dinas, SKPD, sesepuh, dan warga Tegal.  

 Dikutip dari :  https://www.google.com/amp/s/www.laduni.id/post/amp/39246/bersafari-religi-dan-berdoa-di-makam-ki-gede-sebayu-tegal